belajar pidato bahasa Jawa secara otodidak,
bisa nggak ya ???

Tampilkan postingan dengan label panatacara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label panatacara. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Maret 2013

Suluk Panyandra Awal Pahargyan

Sebagian masyarakat yang gemar wayang umumnya suka kalau sebuah pahargyan temanten juga dilengkapi dengan seni pedalangan, karena itu menjadi tugas tersendiri bagi seorang panatacara untuk juga sedikit menguasai seni pedalangan, tidak hanya njantur (nyandra) tetapi juga harus bisa suluk.
Saat mulai pahargyan, dimulailah dengan memutar gendhing yang sesuai, biasanya enak kalau pakai Ketawang Ibu Pertiwi atau pakai gendhing panguyu-uyu (uyon-uyon), lalu panatacara mulai beraksi dengan mendendangkan suluk dan dilanjutkan dengan panyandra yang bertemakan pujaan pada ibu pertiwi (balada ibu pertiwi) atau membicarakan keadaan sekitar sebagai pembuka acara. Jika sudah selesai nyandra, gendhingnya distop kemudian mulai dengan pidato pembuka pahargyan.

Berikut ini sebuah contoh sederhana:

Sabtu, 19 Januari 2013

Ngacarani Ningkahan

Di tengah masyarakat pedesaan sekitarku banyak sekali yang menyelenggarakan momen pernikahan itu sesederhana mungkin, artinya yang penting sah sesuai agama dan negara, tetapi juga direstui orang sekitar. Karena itu biasanya lalu menyelenggarakan acara pernikahan di rumah dengan memanggil penghulu dan menghadirkan para tetangga dan saudara dekat. Karena begitu sederhananya mungkin tak ada pasang tratag (tenda) segala. Yang hadir biasanya hanya kisaran 50-150 orang, sekitar separuhnya adalah orang-orang sendiri (lokal) dan sekitar separuhnya lagi adalah mereka yang menjadi pengombyong pengantin pria. Acaranya pun biasanya sederhana, walau begitu biasanya pengantin juga dirias dan difoto. Dan seperti lazimnya, untuk urusan hidangan, buat setiap yang hadir biasanya ada segelas minuman, sekotak snack, dan sepiring makanan. Minuman dan snack biasanya dihidangkan saat tamu hadir di situ, sedang makanan dihidangkan sehabis doa selesai.
Jika peserta (tamu undangan, mempelai, pengombyong, penghulu dan hadirin semua) sudah lengkap dan segalanya dirasa sudah siap biasanya lalu acara dimulai, mempelai siap di situ sejak awal acara, tetapi sebagian juru rias dan juru foto lebih suka kalau acara dimulai terlebih dulu, setelah tiba saatnya acara ijab-qobul baru mempelai dihadirkan, mungkin karena alasan agar lebih meriah.

Berikut ini sebuah contoh yang skenario acaranya sbb:

Rabu, 31 Oktober 2012

Memanfaatkan hp China untuk latihan MC

Latihan pidato secara otodidak, demikian tujuan blog ini. Dengan berbekal kemauan dan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar, tak perlu muluk-muluk, salah satunya adalah latihan pakai hp (ponsel). Sekarang ini hp semakin murah dengan fasilitas yang semakin banyak dan lengkap.
Kali ini saya pakai hp China bermerk CROSS seri D3C seharga di bawah Rp 300rb. Hape tersebut punya fitur yang cukup banyak, tidak hanya telpon dan SMS tapi juga multimedia, radio, TV, internet, pemutar musik, dan yang terpenting di sini adalah adanya fitur E-book Reader (pembaca e-book). Dengan hape tersebut kita bisa membaca e-book sambil mendengarkan musiknya sekaligus karena pemutar musiknya bisa bekerja secara background. Saya pernah coba lihat hp teman-teman yang juga pakai hp China dengan aneka merk dan model: rata-rata fitur pembaca e-book itu sudah ada, tetapi kebanyakan belum dimanfaatkan sama sekali karena tidak tahu untuk apa.

Senin, 28 November 2011

Ngacarani Ngantenan

Di sebagian pelosok pedesaan sekitar saya, terutama di daerah pelosok Kab. Wonosobo, banyak momen pernikahan itu berlangsung amat sangat sederhana dalam hal acara, walau dalam hal pendanaan sebenarnya juga tidak kecil.  Di situ yang empunya hajat juga 'duwe gawe', tamu-tamu datang kondangan, pengantinnya juga dirias, memanggil juru foto, bahkan dibikinkan dekorasi pelaminan,  tetapi tidak ada acara apapun, juga tidak bisa dikategorikan Standing Party karena hidangannya tidak seperti pada Standing Party umumnya.
Pada hari H itu pengantin dirias, lalu dinikahkan oleh penghulu, kemudian para tetangga dan teman-temannya berdatangan (mereka ini diminta untuk jadi pengombyong), setelah itu pengantin difoto di tempat pelaminan, lalu didoakan oleh seorang sesepuh, kemudian makanan dihidangkan kepada para pengombyong itu, lalu mereka berangkat ke tempat keluarga mempelai pria dengan kendaraan yang telah disediakan. (jadi pengantin didandani hanya untuk difoto).
Saya pernah coba bertanya mengapa hanya demikian saja acaranya, mengapa tidak dengan cara pahargyan seperti yang umum di desa lain. Jawaban yang saya terima waktu itu adalah karena di desa itu tidak ada yang mampu bicara di depan umum, kalaupun ada, katanya, kemampuannya juga tidak sampai kepada jadi MC nganten.
Dari peristiwa tersebut terpikir oleh saya, betapa sayang kalau ada pernikahan yang merupakan momen indah sekali seumur hidup kok dibiarkan berlalu hanya demikian saja, mengapa tak dilaksanakan prosesi upacara yang beneran, tidak hanya sekedar action berpura-pura balang-balangan suruh untuk diambil fotonya, karena itu kemudian saya terinspirasi untuk menulis artikel ini, semoga bisa digunakan untuk memperindah momen sakral tersebut.

Senin, 14 November 2011

Upacara Adat Tali Darma

Umumnya pahargyan pengantin itu dilakukan dua kali, satu kali di tempat mempelai putri, satu kali di tempat mempelai pria. Di tempat pengantin putri selain acara akad nikah juga ada upacara adat Panggih, sedang di tempat mempelai pria disebut pahargyan Ngundhuh Mantu atau Nekaake Nganten dan upacara adatnya disebut upacara adat Tali Darma atau upacara Wisudhan Temanten. Inti upacara ini adalah pernyataan pengakuan orang tua di hadapan orang banyak kepada anaknya untuk membina rumah tangga.
Tentang alat yang dipakai dalam upacara adat Tali Darma adalah :
  1. Sapu kecil untuk gepyokan
  2. Air, biasanya pakai kendi berikut nampan untuk menampung air kucurannya.
  3. Kalung untaian bunga
  4. Keris.
Langkah-langkahnya sbb:
  1. Pengantin dan rombongan masuk ke tempat upacara dengan iringan gendhing Ladrang Wilujeng atau Kebo Giro.
  2. Gendhing ganti Kodhok Ngorek, lalu upacara dimulai dengan Gepyokan, dengan sapu kecil tsb kaki pengantin disapu oleh ibu mempelai pria. Bagian ini biasanya sengaja dihilangkan oleh para juru rias karena dianggap ndeso.
  3. Ibu mempelai pria kemudian membasuh kaki pengantin dengan air, biasanya dengan cara mengucurkan air dari kendi di atas nampan yang disediakan atau mungkin pula pakai alat yang lain. Bagian ini kadang juga ditiadakan dengan alasan tertentu.
  4. Kemudian pengantin diberi minum air putih, bapak ibu yang pegang gelasnya.
  5. Sang bapak kemudian mengalungkan kalung pengantin yang biasanya berupa untaian bunga kepada mempelai pria. Bagian ini kadang diganti dengan sinduran, yaitu pengantin dipakaikan kain dengan motif tertentu di punggungnya, satu kain untuk kedua mempelai.
  6. Kemudian sang bapak memakaikan keris kepada mempelai pria, jika dari sananya sudah pakai keris maka saat itu diganti. Bagian ini juga kadang ditiadakan karena pakaian yang dikenakan pengantin bukan pakaian adat Jawa sehingga tidak memungkinkan pakai keris.
  7. Setelah selesai kemudian mereka naik ke sasana rinengga, bapak ibu (serta bapak ibu besan) kemudian duduk di tempat yang disediakan, saat itu gendhing dilanjutkan gendhing yang cocok untuk sungkeman, misalnya Ketawang Rujit.
  8. Pengantin sungkem kepada bapak ibu, (bapak ibu mempelai pria lebih dahulu).
  9. Biasanya kemudian diambil fotonya dengan berbagai variasi.
  10. Pengantin lalu didudukkan di singgasana dan dikipasi oleh kedua patah.
  11. Selesai, gendhing distop, berlanjut ke acara berikutnya.
 Berikut ini contoh panatacara membawakannya, (mungkin perlu disesuaikan dengan melewati atau merubah bagian tertentu).
========================
Salajengipun, ndungkap adicara ingkang urut angka 2, nuwun inggih Upacara Wisudhan Putra Temanten. Ingkang menika, katur panjenenganipun Ibu Juru Sumbaga, sumangga keparenga mratitisaken upacara menika.
Para rawuh para pilenggah ingkang dhahat kinurmatan, upacara menika samangke badhe kabiwardha ungeling gendhing2 Boyong Penganten, sumangga, nuwun.


==(gendhing Ladrang Wilujeng PLAY, penganten saking sasana busana mlampah mlebet sasana pawiwahan lajeng dijantur)==

Lamat-lamat katon tejane, saya sumunar cahyane, lah punika ta tejane sang anyar katon ingkang nembe manjing sasana pawiwahan.
Sinten ta sambating wewangi sang anyar katon?
Punika lah temanten sarimbit Sang Abagus …………. kalawan Rara Ayu …………. ingkang kawiwaha ing dinten pinilih kang katiti mangsa surya --11 November 2011 .
Kasilir ing samirana kongaaas gandane hangebegi wisma pawiwahan.
Tata tumata lumaksana kanthi kebak ing trapsila,
Ing ngajeng patah sakembaran ingkang katindakaken anak ayu ……….. dalah rara ayu …………,
nunten lampahing sri penganten sekaliyan ingkang datan kendhat gegandhengan asta..
Kinanthi Ibu Juru Sumbaga, hanenggih Ibu ..................
Manjing madyaning sasana pawiwahan ngarsane para pilenggah, para tamu tuwin para kadang, kang samya tulus asih asung pambageharja mring praptane Sang Narpati sehari.

==(dumugi papan upacara kendel sekedhap, gendhing Ladrang Wilujeng STOP)==

Para rawuh para pilenggah ingkang sinuba sagunging pakurmatan. Putra temanten sarimbit sampun samapta wonten papan upacara, pramila tumuli ngancik tumapaking prastawa gati, nuwun inggih Upacara Wisudhan Temanten ingkang limrah kawastanan Upacara Tali Darma, binarung canthoka munya munggwing warih ing wayah sore.

==(gendhing Kodhok Ngorek PLAY lajeng njantur)==

Wus dumugi wahyaning mangsakala prastawa gati sri temanten sarimbit hanetepi upacara adat Tali Darma, nuwun inggih upacara Wisudhan Temanten.
(Gepyokan)
punika lah ingkang winastan Gepyokan, ingkang ibu hangicalaken sukerta, sesiku menapa dene reridhu ingkang mbok bilih nempel rikala penganten wiwit saking ..................... dumugi .............., kados sawan upaminipun.
(Wijik Suku)
kanthi wijik suku mugi-mugi temanten kekalih tuhu resik saking sukerta datan ana kang keri.
(Ngunjuk tirta wening)
Temanten pinaringan unjukan tirta wening, kanthi menika kaajab mugi-mugi, penganten kekalih tansaha kagungan manah ingkang wening, manah ingkang tansah tumuju dhateng kautaman, manah ingkang tansah pasrah sumarah kanthi patrap pangibadah mring Gusti Ingkang Maha Wikan.
(Ngagemaken sangsangan)
Ingkang rama hangagemaken sangsangan, punika mratandhani bilih tiyang sepuh sampun paring idi lan pangestu anggenipun penganten sarimbit badhe hamangun bale wisma.
(Ngagemaken dhuwung)
Salajengipun ingkang rama hangagemaken dhuwung, punika minangka sipat kandel utawi kapitadosan, nuwun inggih tiyang sepuh sampun pitados, bilih sakmenika Mas Bagus ....................... menika sampun ndungkap dhiwasa utawi mboten lare malih, ingkang ateges sampun saged ngrengga tanggel jawab bale wisma.

==(penganten mlebet sasana rinengga, gendhing Kodhok Ngorek STOP gantos Ketawang Rujit PLAY terus njantur)==

Ing mangke risang penganten sarimbit, dupi uninga para pepundhen catur cacahipun, daya-daya hangaturaken sungkem mring rama ibu, kairing puja-puji rahayu..........
===(penganten sungkem)==
Risang penganten tumuli anjengku tumungkul amarikelu yayah konjem ing pratiwi. Tangkeping asta sumembah ing jengku rama-ibu, sinartan eninging cipta rumasuk telenging kalbu, nyuwun pangestu cumadhong rumentahing sih pudyastuti.........
Penganten enget bilih ingkang rama punika kang wus sembada ngukir jiwa raga miwah dadya lantaraning tumuwuh. Enget bilih ingkang ibu wus kawawa dadya lantaraning yogabrata salebeting sangang wulan sedasa ari. Enget yen wus digegadhang kanthi kebak ing raos asih, bisaa mikul dhuwur mendhem jero asmaning asepuh............
Sanadyan lir sinendhal mayang penggalihipun rama-ibu dupi hanampi sungkemipun ingkang putra, jroning galih tansah mawantu-wantu paringipun puji pendonga, mugi risang penganten sarimbit tansah panggih cepaka mulya sawakul-wakul gedhene. Liripun sageda lestari pinesthining jodho, atut runtut bagya mulya, cinaket ing nugraha, tebih ing gora godha lan rencana, tansah sembada kang sinedya, tansah linuberan sihing Kang Maha Kuwasa.....
===(penganten kalenggahaken)===
Wus purna putra temanten kekalih hanetepi upacara, pramila tumuli kalenggahaken ing sasana pinajang, hanyenyadhang berkah lan pendonga para pilenggah tuwin para tamu minulya.
==(gendhing STOP, padatanipun juru foto lajeng sibuk mendhet gambaripun)==

Sanggya adilenggah ingkang dhahat kinurmatan, kanthi berkah pangestu panjenengan sedaya upacara wisudhan temanten sampun paripurna, pramila sumangga kula dherekaken tumapak adicara ingkang urut angka 3, inggih menika ...................................


*) binarung canthoka munya munggwing warih ing wayah sore artinya: 'bersamaan kodok berbunyi di air saat senja' adalah sasmita pemutaran gendhing Kodhok Ngorek.

Rabu, 22 Juni 2011

Ngacarani Walimatul'ursy

Assalamu'alaikum wr.wb.
( ayat )

Dhumateng panjenenganipun ingkang dhahat kinabekten, para sesepuh, saha pinisepuh ingkang tansah anggung mestuti dhumateng pepoyaning kautamen, langkung-langkung panjenenganipun Bp _____________ ingkang dhahat pinundhi. Panjenenganipun almukarrom Bp _(penceramah)___, ingkang tansah kaantu-antu barokah, miwah mau'idzah hasanahipun. Panjenenganipun para ngalim, para ngulama, para kyai lan para ustadz, ingkang rinten ndalu tansah sumandhing kitab suci wahyuning Ilahi, ingkang tansah kaantu-antu barokah, pendonga, miwah pitutur luhuripun. Panjenenganipun para pangreh pangemban pangembating praja nayakaning negari, minangka pandam pandom pengayomaning para kawula dasih ingkang pantes sinudarsana.
Sumawana sanggyaning para rawuh, para pilenggah, para tamu kakung miwah putri ingkang pantes sinuba sagunging pakurmatan, menapadene para pengombyong temanten saking _______________ ingkang tansah winantu ing bagya mulya. Sugeng rawuh, wilujeng siang/dalu, lan sugeng pepanggihan.

Langkung rumiyin mangga kula panjenengan ngluhuruken asmanipun Gusti Ingkang Maha Agung, Allah SWT, ngonjukaken raos syukur, karana sih rohmat miwah barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya lan kula, sahengga wonten ing menika wekdal kula panjenengan sedaya saged makempal wonten menika papan, kanthi pinaringan kawilujengan lan karaharjan, mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika, sumangga nuwun kula dherekaken sesarengan maos kalimah tahmid, alhamdulillahirobbil'alamin.
Mugi-mugi salwiring gati tansah manggih kawilujengan, rahayu, nirmala, niskala, tebih saking sakathahing reridhu lan panyendhu, kalis ing rubeda.
Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan sedaya, inggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Para rawuh, para pilenggah ingkang dhahat kinurmatan, kakung miwah putri.
Langkung rumiyin kula nyuwun agunging pangaksami, awit sampun kumawantun nggempil kamardhikan panjenengan sawetawis. Sedaya kalawau, inggih awit saking awrat ngemban dhawuh pangandikan panjenenganipun Bp/Ibu __(pemangkugati)__, kajibah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal siang/dalu menika, nuwun inggih adicara walimatul'ursy nikahipun mbak ________________ ingkang kaakid-nikahaken kaliyan mas _______________ putra panjenenganipun Bp/Ibu______________ ingkang pidalem ing ______________.

Anamung saderengipun, nglenggana bilih kula namung boboting tiyang jugul ingkang cubluk ambalilu, kothong ing seserepan, miwah asor ing samukawis, pramila kirang jangkeping trapsila, menapa dene cupet, cewet atur kula ing mangke, ingkang mboten saged adamel suka renaning penggalih panjenengan sedaya, keparenga kula nyuwun agunging samodra pangaksami.

Para rawuh, para pilenggah ingkang tuhu kinurmatan, kakung miwah putri. Keparenga langkung rumiyin kula aturaken menggah urut reroncening adicara ingkang sampun karakit dening para kadang kulawarga kangge ngrenggani walimatul'ursy ing wekdal siang/dalu menika.

Ingkang sepisan, nuwun inggih pambuka.
Urut angka kalih, nuwun inggih Panggihing putra temanten
Urut kaping 3, Waosan wahyu suci Al Qur'an.
Dene urut kaping 4, inggih menika Atur pambagyaharja.
Salajengipun, srah tinampen putra temanten kakung, dhumawah urut kaping 5 lan 6.
Katerasaken Sumene, ingkang dhumawah urut angka 7.
Urut reroncening adicara ingkang angka 8, inggih menika Mau'idzah Hasanah.
Wondene urut adicara ingkang pungkasan, nuwun inggih Donga Panutup .

Mekaten para rawuh menggah urut reroncening adicara ingkang badhe kaatur. Sanget ing panyuwunipun Bp/ibu ____(pemangkugati)_______ dalah gotrah kulawarga, keparenga panjenengan sedaya paring puja-puji pangastuti dhumateng putra temanten, sinambi lelenggahan ngantos purnaning adicara ing mangke, kanthi mardu mardikaning penggalih.
Wondene minangka tandha purnaning adicara walimatul'ursy menika, menawi mangke putra temanten sampun jumeneng wonten sangajenging tarub, kakanthi tiyang sepuhipun, saperlu jawat asta nguntapaken kondur para tamu.

Dene kula pribadhi tansah nyuwun tambahing pangestu, mugi-mugi anggenipun ndherekaken cak-cakaning adicara menika saged rancag, lancar, mboten manggih alangan setunggal menapa. Allahumma amin.

Ibu-ibu, bapak-bapak, saha sanggyaning para rawuh para lenggah para tamu, ingkang dhahat kinurmatan. Minangka pambukaning adicara, sumangga nuwun kula dherekaken maos ummul kitab sesarengan. Liridho-illahi ta'ala walisyafa'ati rosulillah SAW al faatihah.

===(maos fatihah)===

Matur nuwun, mugi-mugi lantaran waosan kalawau adicara ing wekdal siang/dalu menika saged lancar, rancag, mboten manggih alangan setunggal menapa, wiwit purwa, madya, hengga wusananipun. Allahumma amin.

Salajengipun, tumapak adicara ingkang urut angka 2, nuwun inggih Panggihing Putra Temanten. Ingkang menika, katur panjenenganipun Ibu juru rias, sumangga keparenga mratitisaken panggihing putra penganten menika, lan ugi katur mas juru foto, sumangga kapendhet gambaripun.
====

Para rawuh para pilenggah ingkang dhahat kinurmatan, mangga kula panjenengan kurmat panggihing penganten menika, kanthi jumeneng, sinartan sesarengan maos shalawat.

===(maos shalawat, penganten dipun panggihaken kanthi salaman)===

Sumangga kula dherekaken lenggah malih lan matur nuwun.

Salajengipun ngancik adicara ingkang urut angka 3, nuwun inggih Waosan Wahyu Suci Al Qur'an. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun ingkang sampun piniji, nuwun inggih ____________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

===(waosan wahyu suci Al Qur'an)===

Mekaten para rawuh Waosan Wahyu Suci Al Qur'an ingkang sampun kawaos dening panjenenganipun ____________, mugi-mugi saged nambah santosaning iman kula panjenengan sedaya, saha mbarokahi walimatul'ursy ing siang/dalu menika, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun _____________ kula aturaken agunging panuwun.

Adicara salajengipun inggih menika Atur Pambagyaharja saking panjenenganipun ingkang hamengkugati, ingkang badhe kasulih-salirani dening panjenenganipun Bp ____________. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ___________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

====(Atur Pambagyaharja)====

Mekaten Atur Pambagyaharja saking panjenenganipun Bp _____________ minangka wakil saking kulawarga Bp/Ibu ____(pemangkugati)_____, dhumateng panjenenganipun kula aturaken agunging panuwun.

Ndungkap adicara salajengipun, inggih menika Srah Tinampen putra temanten kakung. Ingkang menika, katur dhumateng panjenenganipun Bp ________________ minangka duta saraya pasrah, wekdal saha papan kasumanggaaken. Sumangga, nuwun.

====(Pasrah Temanten Kakung)===

Mekaten Atur Pasrah putra temanten kakung ingkang sampun kaaturaken kanthi wijang wijiling pangandikan. Dhumateng panjenenganipun Bp ______________________ kula aturaken agunging panuwun.
Salajengipun Atur Panampi ingkang badhe kasalirani panjenenganipun Bp ______________. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ______________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga, nuwun.

===(Tampi Temanten)===

Mekaten Atur Panampi ingkang sampun kasalirani panjenenganipun Bp _______________, kanthi cetha wijang wijiling pangandikan. Dhumateng panjenenganipun Bp _______________ kula aturaken agunging panuwun.

Adicara salajengipun inggih menika sumene sawetawis. Ingkang menika katur dhumateng para kadang anem, wekdal kula sumanggaaken. Saha, katur dhumateng panjenenganipun Ibu juru rias, menawi badhe anjengkaraken putra temanten saking sasana dhampar rinengga tumuju panti busana, kasumanggaaken. Sumangga, nuwun.

=====(dhaharan kaladosaken)===

Mangga keparenga angrahabi pasugatan sepala ingkang sampun kaladosaken menika, kanthi mardu mardikaning penggalih. Ingkang dereng pikantuk, keparenga nyebar godhong kawis, sabar sawetawis, sinambi midhangetaken irama panglipur ingkang kaaturaken dening kadang panata pitaswara. Sumangga, nuwun.

=====(sumene)======
===================
===(penganten kalenggahaken malih ing sasana dhampar rinengga dening juru rias)===

Nyuwun pangapunten wekdal sumene kula punggel semanten, mboten ateges angirangi kamardhikan panjenengan sedaya ananging kangge nglajengaken adicara ingkang salajengipun.

Ndungkap adicara salajengipun inggih menika Mau'idzah-Hasanah minangka sanguning putra temanten anggenipun badhe ambyur lelumban ing madyaning bebrayan agung, lan ing mangke katerasaken Donga Panutup. Mau'idzah Hasanah saha imam Donga samangke badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun Bp___________ saking ____________.

Ananging sakderengipun wekdal kula aturaken dhumateng panjenenganipun, keparenga kula atur pamriksa, bilih tandha purnaning adicara menika, menawi mangke putra temanten sampun jumeneng wonten sangajenging tarub, kakanthi tiyang sepuhipun, saperlu jawat asta nguntapaken kondur para tamu, pramila saking menika, kasuwun panjenengan sedaya, mangke, saksampunipun Donga paripurna, ampun kesesa kondur sakderengipun jawat asta kaliyan putra temanten lan tiyang sepuhipun, kangge tandha bilih kula panjenengan menika paring pendonga tuwin pangestu. Mekaten, lan sakderengipun kula aturaken agunging panuwun.

Salajengipun, wangsul dhumateng kula ingkang tinanggenah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal menika, mbok bilih wonten kekirangan, kalepatan, saha keladukipun, saking arah menapa kemawon, ingkang adamel kirang renaning penggalih panjenengan sedaya, kula tansah mawantu-wantu nyuwun agunging samodra pangaksami.

Ing wasana, billahittaufiq walhidayah, wassalamu'alaikum wr.wb.
========
Dhumateng panjenenganipun Bp______________, wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga, nuwun.

===(Mau'idzah Hasanah + Donga Panutup)===

KETERANGAN
Walimatul'ursy itu sama saja dengan Pahargyan Temanten atau pesta pernikahan, bedanya adalah walimatul'ursy itu biasa dipakai oleh masyarakat yang kental budaya santrinya. Biasanya tidak ada gendhing. Acara Panggih Temanten di situ yang biasa saya lihat adalah :
  1. Cara pertama, kedua pengantin dibawa masuk ke tempat pelaminan secara bersamaan tetapi dari arah yang berbeda (setelah dipersilahkan oleh panatacara), sampai di depan pelaminan keduanya bersalaman, lalu didudukkan di kursi pelaminan.
  2. Cara kedua, acara dimulai dengan pengantin putri didudukkan dulu di pelaminan (tanpa kata-kata dan tanpa iringan musik apapun), kemudian panatacara tampil membuka acara, kemudian dilanjutkan Panggih, pengantin pria dibawa ke pelaminan, disambut pengantin putri dengan bersalaman lalu didudukkan, atau bisa pula pengantin putri turun dulu dari panggung tempat pelaminan lalu melakukan upacara panggih secara adat Jawa.
Iringan panggih di sini biasanya berupa irama bacaan shalawat bersama-sama, kadang ada pula yang pakai musik rebana secara live (bukan rekaman). Baca shalawatnya tak perlu lama-lama, jika panggihnya berdurasi pendek, yaitu hanya bersalaman lalu duduk maka shalawatnya hingga penganten duduk, tetapi jika durasi panggihnya lama maka shalawatnya sekedarnya saja, yaitu asal sudah mengiringi saat-saat bersalaman.
Kadang ada pula setelah pengantin bersalaman itu juga dilakukan upacara adat Jawa yang sepenuhnya tergantung sang juru rias (lain dengan yang tertulis di buku-buku). Dalam peristiwa ini biasanya suasananya sudah diam (tak ada iringan shalawat), tetapi jika ada group rebana biasanya terus diiringi dengan musik rebana tersebut hingga selesai.
Pada saat mau istirahat (sumene) biasanya pengantin dibawa masuk ke panti busana untuk didandani lagi, tetapi dalam hal ini juga tidak ada kirab. Karena itu panatacara juga hanya diam tak ada njantur. Jika ada group rebana saat pengantin keluar masuk itu juga diiringi musik rebana.
Dalam praktek, antara juru rias yang satu dengan yang lainnya bisa BERBEDA cara upacara panggih temantennya. Jika panatacara terlanjur hafal dengan njantur menurut pakem seorang juru rias saja, boleh jadi bisa suatu ketika terjadi error saat berpartner dengan juru rias yang lain. Karena itu cara Ngacarani Walimatul'ursy ini bisa menjadi solusi, artinya, secara default (menurut saya), ngacarani pahargyan temanten itu seperti ini, daripada acara pernikahan jadi error karena kurang kompaknya panatacara dengan juru rias, ya kalau saya mending pakai cara yang ini, cara yang lebih banyak diam untuk mempersilakan sang juru rias.

Senin, 16 Mei 2011

Ngacarani Mitung Ndina Sripahan

Jika ada orang meninggal dunia, di kampung biasanya dari malam pertama hingga malam ketujuh masyarakat sekitar berkumpul untuk tahlilan mendoakan almarhum. Pada malam ketujuh biasanya diadakan khataman dan kenduren. Untuk itu pada saat akan tahlilan di malam keenam diumumkan rencana itu kepada hadirin. Berikut contohnya:

Assalamu'alaikum wr.wb.
Nuwun, keparenga kula sumela atur dhumateng para rawuh para pilenggah pambela raos samudayanipun, sakderengipun tahlil kawiwitan. Ing ngriki kula minangkani kulawarga shohibul mushibah, ingkang sepisan ngaturaken sugeng rawuh lan agunging panuwun dhumateng panjenengan sedaya ingkang sampun kersa paring pambiyantu ndherek bela sungkawa lan bela raos dhumateng sedanipun almarhum/almarhumah ................................. Mugi-mugi amal kesaenan panjenengan sedaya menika pikantuk leliru sih nugrahaning Gusti ingkang matikel-tikel. Allahumma amin.
Salajengipun keparenga atur pamriksa, bilih ngenjang dalu menika kaleres malem pitung dintenipun sowanipun almarhum/almarhumah ........................ wonten ngarsa dalem Allah SWT, pramila saking menika badhe dipun wontenaken khataman anggenipun kula panjenengan ndherek-ndherek dedonga memuji ndherekaken almarhum/almarhumah sowan wonten ngarsa dalem Allah SWT. Ingkang menika, panjenengan sedaya kasuwun rawuhipun mbenjang dalu, wekdalipun bakda maghrib/isya'. Sepisan malih, ngenjang dalu, bakda maghrib/isya' panjenengan sedaya kasuwun rawuhipun wonten ing papan menika, saperlu ndherek khataman. Wondene ingkang wekdal menika mboten rawuh kasuwun ugi rawuhipun, pramila saking menika keparenga panjenengan sedaya gethok tular paring pamriksa dhumateng ingkang wekdal menika mboten rawuh.
Mekaten pamatur kula minangkani kulawarga shohibul mushibah, wonten kalepatan saha kekiranganipun, nyuwun agunging samodra pangaksami.
Billahittaufiq walhidayah, wassalamu'alaikum wr.wb.

Kemudian pada malam hari ketujuh, sebelum tahlilan dimulai seorang wakil keluarga berpidato di depan hadirin. Begini contohnya:

Assalamu'alaikum wr.wb.
(ayat)

Panjenenganipun para pepundhen, para pinisepuh, saha para sesepuh ingkang tansah anggung mestuti dhumateng pepoyaning kautamen. Langkung-langkung panjenenganipun ......................., ..................., ........................ ingkang dhahat pinundhi. Panjenenganipun para rawuh, para pilenggah, para kadang wredha mudha lan tumaruna, para pambela sungkawa bela raos, ingkang tansah cinaket ing manah. Sugeng rawuh, wilujeng dalu, lan sugeng pepanggihan.

Langkung rumiyin mangga kula panjenengan ngonjukaken raos syukur wonten ngarsa dalem Allah SWT, karana sih wilasa miwah barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya lan kula, sahengga wonten ing menika wekdal kula panjenengan saged makempal wonten menika papan kanthi pinaringan karaharjan tuwin kawilujengan, mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika, sumangga nuwun, kula panjenengan ikroraken kanthi maos kalimah tahmid 'alhamdulillahirobbil'alamin.'
Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan, inggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Sagung para rawuh, para pilenggah pambela raos ingkang sinuba sagunging pakurmatan.
Nuhoni dhawuh pangandikan saking panjenenganipun Bp/Ibu ...................... sakulawarga ingkang nembe nandhang dhuhkita, kula pun .................., lajeng kumawani nyahak wewenanging kamardhikan panjenengan sawetawis, saperlu ngaturaken wigatosing gati ing titi kalenggahan menika.

Purwakaning atur, Bp/Ibu ............................... gotrah kulawarga ngaturaken pambagya wilujeng ing sarawuh panjenengan sedaya, kairing agunging panuwun ingkang tanpa upami, dene panjenengan sedaya ingkang tansah kabujung ing bot repoting gesang ing bebrayan agung, parandene tasih kesdu ndhanganaken penggalih haminakaken wanci saha mirunggeaken wekdal, samya kepareng minangkani menapa ingkang dados panyuwunipun Bp/Ibu ......................... sakulawarga. Mugi-mugi rawuh panjenengan menika kalebetna amal soleh ingkang pikantuk piwales sih nugrahaning Gusti ingkang matikel-tikel. Allahumma amin.

Para rawuh para pilenggah ingkang tuhu kinurmatan, keparenga atur uninga, bilih dalu menika kaleres malem pitung dintenipun ............................. swargi tinimbalan sowan wonten ngarsa dalem Allah SWT. Mila saking menika, panjenengan sedaya karawuhaken ing menika papan, saperlu badhe kasuwun pambiyantunipun, nuwun inggih dhedhepe wonten ngarsa dalem Allah SWT, kanthi maos kalimah toyyibah utawi tahlil, ingkang khasanahipun mugi dadosa donga pamuji, mugi-mugi arwahipun almarhum/almarhumah ................................... katampi wonten ngarsa dalem Allah SWT, pinaringan papan ingkang sekeca, saha pikantuk maghfirah, dipun ngapunten sedaya lepat dosanipun, allahumma amin.
Wondene minangka imam tahlil samangke badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun Bp ...................................

Para rawuh para pilenggah ingkang tuhu kinurmatan, Bp/Ibu ........................... gotrah kulawarga lumantar kula, ngaturaken panuwun ingkang tanpa winates tumrap sedaya paring sumbangsih lan kadarman panjenengan ingkang awujud menapa kemawon, langkung-langkung pambiyantunipun para warga masyarakat dhusun ................................. menika; ingkang arupi bandha-beya, bau-suku, menapadene iguh-pratikel, ingkang sedaya kalawau tundhonipun saged adamel entheng sesanggemanipun kulawarga panandhang dhuhkita. Ananging panjenenganipun Bp/Ibu .............................. sakulawarga mboten kuwawi atur piwales menapa-menapa. Panggrantesing manah ingkang konjuk dhumateng ngarsaning Gusti, mugi-mugi Allah SWT tansah paring leliru ingkang satraju dhumateng sih kadarman panjenengan menika wau, dhestun anglangkungana. Jazakumullah ahsanal jaza'. Allahumma amin.

Ewa semanten, Bp/Ibu ............................. sakulawarga tasih badhe nggresahi malih, dhumateng para kadang anem langkung-langkung warga RT .... ngriki, mbenjang tasih badhe kasuwun pambiyantunipun, nuwun inggih ngondur-ngonduraken ampilan, kados dene kursi, meja, tratag, menapa dene lagan tuwin pecah belah lan sanesipun.

Para rawuh pambela raos ingkang pantes sinudarsana, Bp/Ibu ............................. sakulawarga, lumantar kula tansah hanglenggana budi dayaning manungsa kirang sampurna, pramila mbok bilih Bp/Ibu ....................... sakulawarga, anggenipun nampi karawuhan panjenengan sedaya, kirang ing tanggap, tangguh, lan gupuh, mugi diagung ing pangaksama. Ugi mbokbilih ndadosaken kuciwaning penggalih, dene Bp/Ibu .............................. sakulawarga mboten saged atur papan pilenggahan ingkang sarwa sekeca, ingkang samurwat kaliyan kawibawan panjenengan, menapadene atur pasugatan ing mangke ingkang sarwa kirang mahanani, pramila saking menika Bp/Ibu .............................. sakulawarga nyuwun agunging pangapunten panjenengan sedaya.

Para rawuh, para pilenggah pambela raos ingkang satuhu luhur ing budi, mawantu-wantu panyuwunipun Bp/Ibu ............................ gotrah kulawarga, ing mangke saparipurnaning waosan tahlil, kasuwun tetep lelenggahan kanthi mardikaning penggalih, awit para kadang kulawarga badhe sowan wonten ngarsa panjenengan sedaya saperlu atur pasugatan sawetawis.

Salajengipun wangsul dhumateng kula pribadhi ingkang tinanggenah minangka talanging atur lan sampun kumawani tilar subasita, cicir, cewet, lan cupeting atur, keparenga diagung ing pangaksami.

Akhirulkalam, Billahittaufiq walhidayah, wassalamu'alaikum wr.wb

Dhumateng panjenenganipun Bp ............................... kasumanggaaken. Nuwun.

Jumat, 29 April 2011

Ngacarani Budhaling Layon

Saat ada orang meninggal dunia di kampung bisa saja terjadi suatu keadaan yang agak sulit, yaitu kekurangan orang yang akan bicara di depan umum saat pemberangkatan jenazah. Untuk solusinya bisa seseorang tampil dengan mendobel beberapa peran, sebagai MC, sebagai wakil keluarga dan sekaligus juga pemberangkat jenazah. Berikut adalah sebuah contoh (lebih pas jika yang melakukannya seorang ustadz, santri, atau modin).
Dhuhkita wara (= pengumuman kematian lewat pengeras suara):
Assalamu'alaikum wr.wb.
Innalillahi wainna ilaihi roji'un x3
Ngaturi priksa dhumateng para warga masyarakat Dhusun ............... samudayanipun, bilih Mbah PaijoDikromo kapundhut wonten ngarsa dalem Allah SWT kalawau, watawis tabuh 2 dalu, wonten ing dalemipun ing ................. Mugi-mugi sedanipun kalebet khusnul khotimah, pikantuk maghfirah saking ngarsa dalem allah SWT saha katampi sedaya amal kesaenanipun. Kula amabali malih, ngaturi priksa dhumateng para warga masyarakat Dhusun ............... samudayanipun, bilih "Mbah PaijoDikromo" kapundhut wonten ngarsa dalem Allah SWT kalawau, watawis tabuh 2 dalu, wonten ing dalemipun ing ................. Mugi-mugi sedanipun kalebet khusnul khotimah, pikantuk maghfirah saking ngarsa dalem allah SWT, saha katampi sedaya amal kesaenanipun. Allahumma amin. Mekaten, wonten kalepatan lan kekirangan nyuwun pangapunten, wassalamu'alaikum wr.wb.

Kemudian saat mau dishalatkan diumumkan kepada hadirin:
Nuwun, para rawuh para takziyah ingkang kinurmatan, keparenga atur uninga bilih shalat jenazah ingkang kaping ......... tumunten badhe ingadanan. Minangka imam badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun ............................. Ingkang menika katur dhumateng para-para ingkang kepareng badhe nyolataken kula sumanggaaken. Nuwun.
======
Agunging panuwun kula aturaken dhumateng para takziyin ingkang sampun kepareng nyolataken jenazahipun almarhum ..............
Salajengipun shalat jenazah ingkang kaping ............ tumunten badhe ingadanan. Minangka imam badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun ................................... Ingkang menika katur dhumateng para-para ingkang kepareng badhe nyolataken kula sumanggaaken. Nuwun.
======
Agunging panuwun kula aturaken dhumateng para takziyin ingkang sampun kepareng nyolataken jenazahipun alamarhum ..............
Salajengipun katur dhumateng para rawuh mungazziyin-mungazziyat kasuwun keparenga makempal wonten latar awit jenazah sampun badhe kaangkataken. Nuwun. Nuwun. Matur nuwun.
*)Bandhosa isi jenazah kawedalaken lan kaselehaken wonten palataran papan upacara saha dipun payungi. Panatacara ngacarani lan mbidhalaken jenazah.

Assalamu'alaikum wr.wb.
Bismillaahirrahmanirrahiim.
(ayat)

Panjenenganipun para pinisepuh, saha para sesepuh ingkang tansah anggung mestuti dhumateng pepoyaning kautamen, ingkang dhahat pinundhi. Panjenenganipun para kadang wredha-mudha saha sanggyaning para asung bela sungkawa bela raos ingkang mahambeg ing tresna lan asih.
Sugeng rawuh, wilujeng enjing/siang/sonten, lan sugeng pepanggihan.

Langkung rumiyin mangga kula panjenengan sedaya ngluhuraken asmanipun Gusti Ingkang Maha Agung, Allah SWT, ngonjukaken raos syukur, karana sih rohmat lan barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya dalasan kula, sahengga wonten menika wekdal kula panjenengan sedaya saged makempal wonten menika papan kanthi pinaringan kawilujengan tuwin karaharjan, mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika sumangga nuwun kula dherekaken sesarengan maos kalimah tahmid 'alhamdulillahirobbil'alamin.'
Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan sedaya, nenggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Para rawuh, saha sanggyaning para asung bela sungkawa bela raos ingkang mahambeg ing tresna lan asih.
Keparenga kula pun ..................................... cumanthaka ing budi, labet awrat ngemban dhawuh saking panjenenganipun ................................... ingkang ing titi kalenggahan menika katemben nandhang reribet, nuwun inggih tinilar: ing garwa / ingkang putra / tiyang sepuh / kadang sepuh / kadang anem, sumurud ing kasedan jati, tinimbalan sowan dhumateng pangayunaning Gusti Ingkang Maha Kuwaos.
Inna lillahi wainna ilaihi roji'uun. x3
Sampun murud ing kasedan jati ing dalem yuswa .......... tahun, swargi ..................................... rikala dinten ........................ surya kaping .............................. watawis tabuh ......................... wonten ing ................................. awit saking nandhang raga.

Ingkang menika gandheng pangruktining layon sampun paripurna, pramila badhe dipun wonteni tata upacara sawetawis, nuwun inggih tata upacara badhe bidhaling layon.

Panjenenganipun para asung bela sungkawa ingkang tansah sinuba sagunging pakurmatan, kakung miwah putri.
Sejatosipun sampun mboten kirang-kirang kulawarga panjenenganipun ............................... anggenipun mbudidaya, anggenipun pados usada murih swargi ................................ saged waluya jati, jati temah waluya, parandene kridhaning ati tan bisa ngungkuli dhumawahing kodrat, sanadyan digedhongana, dikuncenana tumekaning pepesthi mangsa wurunga, awit mujudaken garising Kang Maha Kuwasa.

Para rawuh para takziyyah ingkang kinurmatan. Kula ing ngriki minangkani sesulih saking kulawarga ingkang nembe nandhang dhuhkita, ngaturaken sugeng rawuh saha atur panuwun ingkang tanpa upami, awit panjenengan sedaya sampun kersa nglonggaraken wekdal, saperlu rawuh asung bela sungkawa, sarta paring pakurmatan ingkang pungkasan dhumateng sedanipun ....................................
Ugi mboten kesupen ngaturaken panuwun dhumateng sanak sedherek, tangga tepalih sarta kadang sumitra ingkang sampun paring pambiyantu ingkang awujud menapa kemawon, ingkang sedaya menika sinedya kangge hangenthengaken sedaya panandhangipun kulawarga ................................. ingkang nembe nandhang prihatos. Sedaya kalawau, kulawarga ............................... mboten saged atur piwales menapa-menapa, sagedipun namung nyenyuwun wonten ngarsanipun Allah SWT, mugi sedaya amal kautamen panjenengan sedaya pikantuka leliru sih nugrahaning Gusti ingkang matikel-tikel. Allahumma amin.
Sanget ing panyuwunipun brayat agung ................................ ingkang tinilar murud, mugi sanggyaning para asung bela raos, keparenga kanthi suka lilaning penggalih paring donga pamuji, mugi-mugi yitmanipun almarhum/almarhumah ................................ tansah padhang dalane, jembar kubure, lepas parane, ingapunten kalepatanipun dhuk rikala sugengipun, pinaringan papan ingkang sakmesthinipun, jumbuh kalayan darma bektinipun rikala sugeng ing alam sawegung.
Saha mugi sedaya kulawarga ingkang tinilar sageda ikhlas lair batos, pinaringan sabar narimah ing pepesthen, enggal kabirat sedaya raos sungkawanipun, saengga saged enggal wangsul lelumban ing madyaning bebrayan agung netepi darmaning agesang. Allahumma amin.

Salajengipun, mbokbilih nalika sugengipun, almarhum/almarhumah ............................... nggadhahi kalepatan dhumateng panjenengan sedaya, mugi panjenengan sedaya kersa kanthi tulus ikhlas paring pangapunten dhumateng sedaya kalepatanipun. Ugi mbok bilih almarhum/almarhumah ................................... kagungan tanggelan menapa kemawon ingkang arupi haq Adam dhumateng sinten kemawon saking panjenengan sedaya, kersaa panjenengan sesambetan kaliyan kulawarga ingkang tinilar. Saha minangkani kulawarga, keparenga atur pamriksa dhumateng para rawuh mungazziyin mungazziyat samudayanipun, bilih mangke dalu dumugi malem pitung dintenipun, kados padatan, badhe pun wontenaken tahlilan, dedonga dhedhepe wonten ngarsa dalem Allah SWT, nyuwunaken pamuji dhumateng almarhum/almarhumah. Ingkang menika katur dhumateng para-para ingkang kepareng badhe rawuh ndherek bela raos, kasumanggaaken, wondene wekdalipun nuwun inggih bakda maghrib / bakda isya.

Panjenenganipun para pinisepuh, para sesepuh ingkang satuhu pana dhumateng wewadining wedha palupi, menapadene sanggyaning para asung bela sungkawa bela raos ingkang tansah sengsem ing reh kautamen.
Kados ingkang dipun ngendikaaken Kanjeng Nabi Muhammad SAW, bilih kafaa bil mauti wa’iizhaa, cukup mati iku dadi pitutur. Pramila sumangga nuwun, kula dherekaken sesarengan ngalap pitutur saking prastawa menika kanthi midhangetaken taushiyah. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun ................................ keparenga paring taushiyah sawetawis, sumangga nuwun.
==================( taushiyah )===========
Matur nuwun,
Salajengipun sumangga kula panjenengan sedaya ndonga sesarengan, saperlu nyuwunaken pamuji dhumateng ingkang sampun sumurud. Minangka imam kasuwunaken dhumateng panjenenganipun ................................... Sumangga.
==================( donga )=============
Matur nuwun,
Para pambela sungkawa ingkang satuhu pantes sinudarsana, kakung miwah putri, angkating layon tumuli badhe ingadanan, ingkang menika katur panjenenganipun para kadang ingkang kepareng badhe manggul bandhosa keparenga siaga ing gati samapta ing dhiri. Sumangga.
==========(bandhosa dipun panggul)===========
Salajengipun katur para putra wayah menapadene kulawarga ingkang tinilar, menawi badhe netepi adat tlusupan utawi brobosan, kasumanggaaken.
Dhumateng ..................................... kasuwun mratitisaken para putra wayah lan kulawarga anggenipun sami netepi adat tlusupan menika. Sumangga, nuwun.
====(brobosan)========Kridhaning ati tan bisa ngungkuli garising pepesthi, lekasing sedya tama kawula tan bisa ngungkuli kersaning Kang Maha Kuwasa.===============

Para rawuh, mungazziyin-mungazziyat ingkang mahambeg ing tresna lan asih, ing salajengipun, keparenga panjenengan sedaya paring paseksen menggah jenazah menika, Sae napa awon..........!!!!!!!!!!..... Awon napa sae..........!!!!!!!!!!!!!!!!...... awon napa sae...........!!!!!!!!!!!!!!!!!!!......
Matur nuwun. Lampahing tata upacara bidhaling layon sampun paripurna, wondene layon tumuli badhe kapetak lan kasarekaken ing Makam .......................................
Sru ing panyuwunipun kulawarga panandhang dhuhkita, mbokbilih para asung bela sungkawa lan bela raos mboten wonten pambengan, kasuwun keparenga ndherekaken bidhaling layon ngantos dumugi ing paleremanipun ................................... swargi ingkang pungkasan, nuwun inggih ing Makam .......................................
Wondene wonten pakaryan wigati ingkang mboten saged tinilar, kula minangka sesulih saking para kulawarga panandhang dhuhkita, namung saged ngaturaken panuwun lan sugeng kondur.

Dene kula pribadhi ingkang tinanggenah minangka talanging atur, ingkang lajeng trunyak-trunyuk tilar tata-akrami, tilar subasita miwah kithaling basa, sedaya kalawau inggih awit saking kiranging seserepan kula, keparenga sanggya para rawuh ambedhah tambaking samodra pangaksami.
Ing wasana, billahittaufiq walhidayah.
Wassalamua'laikum wr.wb.

Alfatihah --(ingkang manggul bandhosa njangkah setunggal jangkah)
Alfatihah --(ingkang manggul bandhosa njangkah setunggal jangkah)
Alfatihah --(ingkang manggul bandhosa njangkah setunggal jangkah)
bidhal dhateng makam
laailaha illallah, laailaha illallah, laailaha illallah, Muhammadurrasulullah

Minggu, 27 Februari 2011

Atur Panatacara Ing Kesripahan (2)

Menawi wonten warga kampung ingkang seda (kesripahan) padatanipun layon lajeng dipun upakara, nalika badhe kabekta dhateng pametakan (=makam) dipun wontenaken upacara pakurmatan langkung rumiyin. Kirang langkung caranipun mekaten:
 
Rantaman adicara:
  1. Shalat Jenazah
  2. Pambuka
  3. Dhuhkita Sabda Kulawarga
  4. Taushiyah
  5. Donga
  6. Jenazah kaangkataken
  7. Bidhaling layon
1. SHALAT JENAZAH
Nuwun, nyuwun kawigatosanipun, para rawuh para takziyah ingkang kinurmatan, keparenga atur uninga bilih shalat jenazah ingkang kaping ______ tumunten badhe ingadanan. Minangka imam badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun _____________________. Ingkang menika katur dhumateng para-para ingkang kepareng badhe nyolataken kula sumanggaaken.
==========(shalat jenazah I)======
Nuwun. Salajengipun shalat jenazah ingkang kaping ______ tumunten badhe ingadanan. Minangka imam badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun _____________________. Ingkang menika katur dhumateng para-para ingkang kepareng badhe nyolataken kula sumanggaaken.
==========(shalat jenazah II)=====
Nuwun. Dhumateng para rawuh mungazziyin-mungazziyat kasuwun keparenga makempal wonten latar awit jenazah sampun badhe kaangkataken. Nuwun. Nuwun. Matur nuwun.
Bandhosa isi jenazah kawedalaken lan kaselehaken wonten palataran papan upacara saha dipun payungi. Panatacara tampil ngacarani ndhobel dhuhkita sabda kulawarga.

2. PAMBUKA
Assalamu'alaikum wr.wb. Bismillaahirrahmanirrahiim. (ayat)
Panjenenganipun para pinisepuh, saha para sesepuh ingkang tansah anggung mestuti dhumateng pepoyaning kautamen, ingkang dhahat pinundhi. Panjenenganipun para kadang wredha-mudha saha sanggyaning para asung bela sungkawa bela raos ingkang mahambeg ing tresna lan asih. Sugeng rawuh, wilujeng siang, lan sugeng pepanggihan.

Langkung rumiyin mangga kula panjenengan sedaya ngluhuraken asmanipun Gusti Ingkang Maha Agung, Allah SWT, karana sih rohmat lan barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya lan kula, sahengga wonten menika wekdal kula panjenengan sedaya saged makempal wonten menika papan kanthi pinaringan karaharjan mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika sumangga nuwun kula dherekaken sesarengan ngonjukaken raos syukur kanthi maos kalimah tahmid 'alhamdulillahirobbil'alamin.' Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan sedaya, nenggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Para rawuh, saha sanggyaning para asung bela sungkawa bela raos ingkang mahambeg ing tresna lan asih. Keparenga kula cumanthaka ing budi, labet awrat ngemban dhawuh saking panjenenganipun _______________ ingkang ing titi kalenggahan menika katemben nandhang reribet, nuwun inggih tinilar: ing garwa / ingkang putra / tiyang sepuh / kadang sepuh / kadang anem, sumurud ing kasedan jati, tinimbalan sowan dhumateng pangayunaning Gusti Ingkang Maha Kuwaos.

Inna lillahi wainna ilaihi roji'uun.... X3.
Sampun murud ing kasedan jati ing dalem yuswa _____ tahun, swargi _________________ rikala dinten _________________ surya kaping __________________ watawis tabuh ___ wonten ing _________________. Ingkang menika gandheng pangruktining layon sampun paripurna, pramila badhe dipun wonteni tata upacara sawetawis, nuwun inggih tata upacara badhe bidhaling layon.

Para rawuh mungazziyin mungazziyat ingkang tansah sinuba sagunging pakurmatan, keparenga kula aturaken menggah urut reroncening adicara upacara badhe bidhaling layon ingkang sampun karakit dening para kadang kulawangsa. Nuwun inggih
  • ingkang sepisan Pambuka
  • urut kaping kalih Atur Dhuhkita Sabda Kulawarga
  • salajengipun Taushiyah minangka urut angka 3
  • Donga Sesarengan minangka urut angka 4
  • urut kaping 5 nuwun inggih Jenazah Kaangkataken
  • lan salajengipun jenazah kabidhalaken dhateng makam ______________
Mekaten para rawuh menggah rantamaning adicara ingkang badhe kaatur, salajengipun sumangga nuwun kula dherekaken hambuka adicara menika kanthi maos ummul kitab sesarengan. Liridho-illahi ta'ala walisyafa'ati rosulillah SAW, alfaatihah.
===(maos fatihah sesarengan)======
Matur nuwun.
3. DHUHKITA SABDA KULAWARGA
Para rawuh para takziyyah ingkang kinurmatan. Salajengipun ing ngriki kula minangkani sesulih saking kulawarga ingkang nembe nandhang dhuhkita, ngaturaken sugeng rawuh saha atur panuwun ingkang tanpa upami, awit panjenengan sedaya sampun kersa nglonggaraken wekdal, saperlu rawuh asung bela sungkawa, sarta paring pakurmatan ingkang pungkasan dhumateng sedanipun _____________________
Ugi mboten kesupen ngaturaken panuwun dhumateng sanak sedherek, tangga tepalih sarta kadang sumitra ingkang sampun paring pambiyantu ingkang awujud menapa kemawon, ingkang sedaya menika sinedya kangge ngenthengaken sedaya panandhangipun kulawarga _________________ ingkang nembe nandhang prihatos. Sedaya kalawau, kulawarga _________________ mboten saged atur piwales menapa-menapa, sagedipun namung nyenyuwun wonten ngarsanipun Allah SWT, mugi sedaya amal kautamen panjenengan sedaya pikantuka leliru sih nugrahaning Gusti ingkang matikel-tikel. Allahumma amin.
Sanget ing panyuwunipun brayat agung ___________________ ingkang tinilar murud, mugi sanggyaning para asung bela raos, keparenga kanthi suka lilaning penggalih paring donga pamuji, mugi-mugi sedanipun _____________ menika kalebetna seda ingkang khusnul-khotimah...!, khusnul-khotimah....!, khusnul-khotimah...!, mugi-mugi yitmanipun tansah pinaringan padhang dalane, jembar kubure, lepas parane, ingapunten kalepatanipun dhuk rikala sugengipun, pinaringan papan ingkang sakmesthinipun, jumbuh kalayan darma bektinipun rikala sugeng ing alam sawegung.
Saha nyuwun pendonganipun, mugi sedaya kulawarga ingkang tinilar sageda ikhlas lair batos, pinaringan sabar narimah ing pepesthen, enggal kabirat sedaya raos sungkawanipun, saengga saged enggal wangsul lelumban ing madyaning bebrayan agung netepi darmaning agesang. Allahumma amin.
Salajengipun, mbokbilih nalika sugengipun, almarhum/almarhumah ______________ nggadhahi kalepatan dhumateng panjenengan sedaya, mugi panjenengan sedaya kersa kanthi tulus ikhlas paring pangapunten dhumateng sedaya kalepatanipun. Ugi mbok bilih almarhum/almarhumah kagungan tanggelan menapa kemawon ingkang arupi haq Adam dhumateng sinten kemawon saking panjenengan sedaya, kersaa panjenengan sesambetan kaliyan kulawarga ingkang tinilar.
Lan ugi, ngaturi pirsa dhumateng para takziyah samudayanipun, bilih ing mangke ndalu badhe dipun wontenaken tahlilan saperlu nyuwunaken pamuji dhumateng rohipun almarhum/almarhumah anggenipun sowan wonten ngarsa dalem Allah SWT, dumugi malem pitung dintenipun. Pramila saking menika, katur dhumateng panjenengan ingkang kepareng badhe ndherek ndedonga nyumanggaaken, dene wekdalipun kados padatan, bakda maghrib/isya'.
Para rawuh para takziyyah ingkang pantes sinudarsana, mekaten menggah pamatur kula minangkani wakil kulawarga shohibul mushibah, wonten kekirangan saha kalepatanipun nyuwun agunging pangapunten.
Salajengipun, ndungkap adicara ingkang salajengipun inggih menika Taushiyah katerasaken Donga. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun ________________ keparenga paring taushiyah sawetawis saha mandhegani donga, sumangga nuwun.

===4&5. TAUSHIYAH + DONGA===

Matur nuwun, Para pambela sungkawa ingkang satuhu pantes sinudarsana, kakung miwah putri, jenazah tumuli badhe kaangkataken, ingkang menika katur panjenenganipun para kadang ingkang kepareng badhe manggul bandhosa keparenga siaga ing gati samapta ing dhiri. Sumangga.

==== (bandhosa dipun panggul)=====

Para rawuh, mungazziyin-mungazziyat ingkang mahambeg ing tresna lan asih, lampahing tata upacara bidhaling layon sampun paripurna, jenazah sampun kaangkataken lan tumuli badhe kabidhalaken dhateng Makam ____________________. Sanget ing panyuwunipun kulawarga panandhang, mbokbilih para asung bela sungkawa lan bela raos mboten wonten pambengan, kasuwun keparenga ndherekaken bidhaling layon ngantos dumugi ing paleremanipun ____________________ swargi ingkang pungkasan, nuwun inggih ing Makam ________________. Wondene wonten pakaryan wigati ingkang mboten saged tinilar, kula minangka sesulih saking para kulawarga panandhang dhuhkita, namung saged ngaturaken panuwun lan sugeng kondur. Dene kula pribadhi ingkang tinanggenah minangka talanging atur, ingkang lajeng trunyak-trunyuk tilar tata-akrami, tilar subasita miwah kithaling basa, sedaya kalawau inggih awit saking kiranging seserepan kula, keparenga sanggya para rawuh ambedhah tambaking samodra pangaksami. Ing wasana, katur panjenenganipun Bp _____________ keparenga mbidhalaken jenazah. Billahittaufiq walhidayah. Wassalamua'laikum wr.wb.
Katur Bp ______________ sumangga.

====(Bp ________ mbidhalaken kanthi waosan fatihah lan laailaahaillallah)==

Tuladha Ngacarani Pengajian (2)

Assalamu'alaikum wr.wb.
( ayat )

Wonten ngarsanipun para pinisepuh, saha para sesepuh ingkang kinabekten, langkung-langkung panjenenganipun almukarrom Bp ....................... saking ................................... lan almukarrom Bp ....................................... saking .........................................._ingkang tansah kaantu-antu barokah, miwah mau'idzah hasanahipun.
Panjenenganipun para ngalim, para ngulama, para kyai lan para ustadz, ingkang rinten ndalu tansah sumandhing kitab suci wahyuning Ilahi, ingkang tansah kaantu-antu barokah pendonga, miwah pitutur luhuripun.
Panjenenganipun para pangreh pangemban pangembating praja nayakaning negari, nuwun inggih Bpk Lurah dalah para perangkat Desa, minangka pandam pandom pengayomaning para kawula dasih ingkang pantes sinudarsana.
Panjenenganipun para rawuh para pilenggah kakung sumawana putri, hadlirin hadlirat majlis taklim ingkang tansah winantu ing suka rahayu lan dhahat kinurmatan.
Sugeng rawuh, wilujeng siang, lan sugeng pepanggihan.

Langkung rumiyin mangga kula panjenengan ngluhuruken asmanipun Gusti Ingkang Maha Agung, nenggih Allah SWT, saha ngonjukaken raos syukur karana sih rohmat miwah barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya lan kula, sahengga wonten menika wekdal panjenengan sedaya lan kula, saged makempal wonten menika papan kanthi pinaringan kawilujengan lan karaharjan mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika sumangga nuwun kula dherekaken sesarengan maos kalimah tahmid 'alhamdulillahirobbil'alamin.' Mugi-mugi salwiring gati tansah manggih kawilujengan, rahayu, nirmala, niskala, tebih saking sakathahing reridhu lan panyendhu, kalis ing rubeda.
Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan sedaya nenggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Para rawuh, para pilenggah majlis taklim ingkang tuhu kinurmatan, kakung miwah putri.
Langkung rumiyin kula nyuwun pangapunten awit lajeng kumawantun nggempil kamardhikan panjenengan sawetawis. Sedaya kalawau inggih awit saking awrat ngemban dhawuh para kadang panitia pengaosan, kajibah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal siang menika, nuwun inggih adicara Pengaosan Pengetan Wiyosan Dalem Nabi Agung Muhammad SAW, utawi Mauludan, Dhusun ................................................ ing tahun 14........ Hijriyah menika.

Anamung saderengipun, nglenggana bilih kula namung boboting tiyang jugul ingkang cubluk ambalilu, kothong ing seserepan, miwah asor ing samukawis, pramila kirang jangkeping trapsila, menapa dene cupet, cewet atur kula ing mangke, ingkang mboten saged adamel suka renaning penggalih panjenengan sedaya, keparenga kula nyuwun agunging samodra pangaksami.

Para rawuh, para pilenggah ingkang tuhu kinurmatan, kakung miwah putri. Keparenga langkung rumiyin kula aturaken menggah urut reroncening adicara ingkang sampun karakit dening para kadang panitia kangge ngrenggani pengaosan mauludan ing wekdal siang menika.

Ingkang sepisan nuwun inggih pambuka.
Urut angka kalih nuwun inggih Waosan wahyu suci Al Qur'an katerasaken waosan shalawat.
Urut kaping tiga inggih menika waosan kalimah toyyibah utawi tahlil.
Salajengipun tanggap wacana utawi sambutan minangka urut angka 4. Sambutan ingkang sepisan saking panitia penyelenggara, dene sambutan ingkang angka kalih nuwun inggih sambutan saking Bapak Kepala Desa.
Urut reroncening adicara ingkang angka 5, inggih menika Pengaosan agami kanthi Mau'idzah Hasanah. Mau'idzah Hasanah ingkang angka setunggal badhe pun suwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ....................................... saking .............................................., dene ingkang angka kalih badhe pun suwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ........................................ saking ....................................................
Wondene urut adicara ingkang pungkasan nuwun inggih Donga Panutup.

Mekaten para rawuh menggah urut reroncening adicara ingkang badhe kaatur. Sanget ing panyuwunipun para kadang panitia penyelenggara, keparenga panjenengan sedaya hanjenengi (mensukseskan) adicara pengaosan menika ngantos purnaning adicara ing mangke, sinambi lelenggahan kanthi mardu mardikaning penggalih.
Dene kula pribadhi tansah nyuwun tambahing pangestu, mugi-mugi anggenipun ndherekaken lampahing adicara pengaosan menika saged rancag, lancar, mboten manggih alangan setunggal menapa. Allahumma amin.
Bapak-bapak, ibu-ibu saha sanggyaning para rawuh para lenggah ingkang kinurmatan, minangka pambukaning adicara pengaosan, sumangga nuwun kula dherekaken maos ummul kitab sesarengan. Liridho-illahi ta'ala walisyafa'ati rosulillah sollallohu 'alaihi wasallam al faatihah.

===(maos fatihah)===

Matur nuwun, mugi-mugi lantaran waosan kalawau adicara pengaosan ing wekdal siang menika saged lancar, rancag, mboten manggih alangan setunggal menapa. Allahumma amin.
Salajengipun sumangga kula dherekaken ngancik adicara ingkang urut angka 2, nuwun inggih Waosan Wahyu Suci Al Qur'an katerasaken Waosan Shalawat. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun ingkang sampun piniji, nuwun inggih ........................................ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

===(waosan wahyu suci Al Qur'an + shalawat)===

Mekaten para rawuh menggah Waosan Wahyu Suci Al Qur'an lan waosan shalawat ingkang sampun kawaos dening panjenenganipun ................................., mugi-mugi saged nambah santosaning iman kula panjenengan sedaya, saha nambah raos mahabbah kula panjenengan sami dhumateng Junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun ............................................... kula aturaken agunging panuwun.
Ndungkap adicara salajengipun inggih menika, Waosan Kalimah Toyyibah utawi Tahlil. Minangka imam badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun ............................................ Dhumateng panjenenganipun .................................................. wekdal saha papan kasumanggaaken. Sumangga, nuwun.

===(Tahlil)===

Mekaten waosan kalimah toyyibah utawi tahlil ingkang sampun kawaos sesarengan, mugi-mugi para arwah ingkang kasebat kalawau pikantuka maghfirah saking ngarsa dalem Allah SWT saha katampi sedaya amal kesaenanipun, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun ........................................ kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika Tanggap Wacana (sambutan-sambutan). Tanggap wacana ingkang urut sepisan inggih menika saking Panitia penyelenggara pengaosan. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ............................................ minangka wakil panitia penyelenggara, wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

=========(Sambutan Panitia Penyelenggara)========

Mekaten Tanggap Wacana saking panjenenganipun Bp............................................... minangka wakil saking panitia penyelenggara, dhumateng panjenenganipun kula aturaken agunging panuwun.
Ndungkap adicara salajengipun inggih menika Tanggap Wacana saking panjenenganipun Bpk Kepala Desa. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ....................................... wekdal saha papan kasumanggaaken. Sumangga, nuwun.

====(Sambutan KaDes)===

Mekaten Tanggap Wacana saking panjenenganipun Bp Kepala Desa, mugi-mugi dados manfangat ingkang nyumrambah dhumateng kula panjenengan sedaya. Dhumateng panjenenganipun Bp Kepala Desa kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika sumene sawetawis. Ingkang menika katur dhumateng para kadang panitia wekdal kula sumanggaaken. Nuwun.

=====(sumene)===

Nyuwun pangapunten wekdal sumene kula punggel semanten kangge nglajengaken adicara ingkang salajengipun.
Ndungkap adicara salajengipun inggih menika Mau'idzah-Hasanah minangka inti pengaosan ing dinten menika. Mau'idzah Hasanah ingkang angka setunggal badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp......................................... saking ......................................... Dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp........................................... wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga, nuwun.

==========(Mau'idzah Hasanah I)=========

Para rawuh para lenggah, ingkang dipun mulyaaken Allah, mekaten wau mau'idzah-hasanah ingkang sampun kawedharaken panjenenganipun almukarrom Bp ............................................ Mugi-mugi saged dados sangu kula panjenengan sedaya anggenipun netepi darmaning agesang anggayuh ridhanipun Allah SWT, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ................................................ kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika Mau'idzah Hasanah ingkang angka kalih, ingkang badhe pun suwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ..................................... saking ................................ Katur dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ........................................................ wekdal saha papan kula sumanggaaken, sumangga, nuwun.

==========(Mau'idzah Hasanah II)=========

Para rawuh para lenggah, ingkang dipun mulyaaken Allah, mekaten wau mau'idzah-hasanah ingkang sampun kawedharaken panjenenganipun almukarrom Bp ............................................ Mugi-mugi saged dados sangu kula panjenengan sedaya anggenipun netepi darmaning agesang anggayuh ridhanipun Allah SWT, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ............................................... kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika Donga Panutup. Minangka imam donga badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ................................................
Ananging sakderengipun wekdal kula aturaken dhumateng panjenenganipun,
keparenga kula ngaturaken pengumuman,

ingkang angka setunggal, ngaturi priksa bilih infaq panjenengan sedaya makempal Rp ........................... , mugi-mugi saget dados manfangat ingkang sakkathah-kathahipun, allahumma amin.
Ingkang angka kalih …..................................

Salajengipun, wangsul dhumateng kula sakadang ingkang tinanggenah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal menika, nuwun inggih :
Kula minangka Pembage wekdal
dalah para kadang panitia penyelengara pengaosan
saha minangkani para warga ..........................................(ingkang kenggenan),
mbok bilih wonten kekirangan, kalepatan saha keladukipun saking arah menapa kemawon ingkang adamel kirang renaning penggalih panjenengan sedaya, kula sakadang nyuwun agunging samodra pangaksami.
Mboten kesupen, saparipurnaning Donga ing mangke kula aturaken “matur nuwun, lan ndherekaken Sugeng Kondur, mugi tansah manggih wilujeng dumugi ing dalem.”
Billahittaufiq walhidayah, wassalamu'alaikum wr.wb.

Katur panjenenganipun almukarrom Bp ........................................................ kula sumanggaaken. Nuwun.
=====(Donga panutup)=====

Kamis, 10 Februari 2011

NGACARANI TASYAKURAN NGUNDHUH MANTU

Seringkali di kampung acara pernikahan dilakukan sedemikian sederhana, terutama saat ngundhuh mantu. Di situ diadakan acara pengajian, tetapi tak ada tempat pelaminan buat pengantin. Mempelai bebas mau duduk-duduk di kamar, atau membaur dengan para tamu, bolah-boleh saja, asal saat mau'idzah hasanah ada di dekat penceramah, dan saat bubar berada di pintu pahargyan untuk bersalaman dengan para tamu yang pamitan, tetapi yang umum dilakukan di kampung saya adalah mempelai duduk lesehan di antara para tamu dekat 'podium'. Tetapi akan lebih semarak lagi kalau untuk acara demikian juga dibuatkan sasana rinengga, dan akan lebih bagus lagi jika ada Group Rebana untuk memeriahkannya.
Kata 'tasyakuran' dalam contoh ini lebih populer dengan kata 'walimatul 'ursy'.

Jika pengantinnya dirias secara khusus (memanggil juru rias / juru sumbaga) maka sebaiknya kedua mempelai didudukkan di sasana rinengga dengan acara khusus, biasanya pada acara urut nomor 2, yaitu setelah MC membuka acara, karena boleh jadi mau diadakan upacara adat. Tetapi jika tidak dirias secara khusus, karena mungkin saja pakaian pengantin yang dikenakan itu sudah dari sananya (dari tempat pahargyan pengantin putri) dan tanpa disertai (dipandu) sang juru rias, maka akan lebih baik sebelum MCnya membuka acara, sang pengantin didudukkan dulu, misalnya begitu rombongan pengantin datang, turun dari mobil terus didudukkan di sasana rinengga. Kalau ada Group Rebana, pada saat pengantin masuk ini tentunya mesti diiringi dengan musik rebananya. Setelah lagu selesai dan pengantinnya duduk, barulah MCnya tampil membuka acara.

Apa yang jadi tugas MC (panatacara) ? Berikut adalah contoh sederhana. (Pengantin sudah didudukkan terlebih dahulu).

Assalamu'alaikum wr.wb.
( ayat )

Dhumateng panjenenganipun ingkang dhahat kinabekten, para sesepuh saha para pinisepuh ingkang tansah anggung mestuti dhumateng pepoyaning kautamen, langkung-langkung panjenenganipun Bp _____________ ingkang dhahat pinundhi, panjenenganipun ______________ ingkang kula mulyaaken, panjenenganipun Bp _(penceramah)___ ingkang tansah kaantu-antu barokah, miwah mau'idzah hasanahipun.
Panjenenganipun para ngalim, para ngulama, para kyai lan para ustadz, ingkang tansah kaantu-antu barokah, pendonga, miwah pitutur luhuripun.
Panjenenganipun para pangreh pangemban pangembating praja, nuwun inggih Bpk Lurah dalah para Perangkat Desa, minangka pandam pandom pengayomaning para kawula dasih ingkang pantes sinudarsana.
Sumawana sanggyaning para rawuh, para pilenggah, para tamu, kakung miwah putri, ingkang tuhu pantes hanampi sagunging pakurmatan, para sanak kadang wredha-mudha lan tumaruna ingkang mahambeg ing tresna lan asih, menapadene para pengombyong temanten saking _______________ ingkang tansah winantu ing bagya mulya.
Sugeng rawuh, wilujeng siang, sugeng pepanggihan, lan sugeng lelenggahan.

Langkung rumiyin mangga kula panjenengan ngluhuruken asmanipun Gusti Ingkang Maha Agung, Allah SWT, ngonjukaken raos syukur, karana sih rohmat miwah barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya lan kula, sahengga wonten ing menika wekdal kula panjenengan sedaya saged makempal wonten menika papan kanthi pinaringan kawilujengan tuwin karaharjan, mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika sumangga nuwun kula dherekaken ngikroraken raos syukur, kanthi sesarengan maos kalimah tahmid 'alhamdulillahirobbil'alamin'. Mugi-mugi salwiring gati tansah manggih kawilujengan, rahayu, nirmala, niskala, tebih saking sakathahing reridhu lan panyendhu, kalis ing rubeda.

Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan sedaya, nuwun inggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Para rawuh, para pilenggah ingkang dhahat kinurmatan, kakung sumawana putri.
Langkung rumiyin kula nyuwun agunging pangaksami, akarana sampun kumawantun nggempil kamardhikan panjenengan sawetawis. Sedaya kalawau inggih awit saking awrat ngemban dhawuh pangandikan panjenenganipun Bp/Ibu __(pemangkugati)__, kajibah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal siang menika, nuwun inggih adicara tasyakuran nikahipun mas ________________ ingkang sampun kalampahan akad nikah kaliyan mbak _______________ putra panjenenganipun Bp/Ibu______________ ingkang pidalem ing ______________.

Anamung sakderengipun, nglenggana bilih kula namung boboting tiyang jugul ingkang cubluk ambalilu, kothong ing seserepan, miwah asor ing samukawis, pramila kirang jangkeping trapsila, menapa dene cupet, cewet atur kula ing mangke, ingkang mboten saged adamel suka renaning penggalih panjenengan sedaya, keparenga kula nyuwun agunging samodra pangaksami.

Para rawuh, para pilenggah ingkang tuhu kinurmatan, kakung miwah putri. Keparenga langkung rumiyin kula aturaken menggah urut reroncening adicara ingkang sampun karakit dening para kadang kulawarga kangge ngrenggani tasyakuran ing wekdal menika,
  • Ingkang sepisan nuwun inggih pambuka.
  • Urut angka kalih nuwun inggih Waosan wahyu suci Al Qur'an.
  • Urut kaping tiga inggih menika Atur pambagyaharja.
  • Salajengipun srah tinampen putra temanten putri minangka urut adicara ingkang kaping 4 lan 5.
  • Kalajengaken sumene sawetawis minangka urut kaping 6.
  • Urut reroncening adicara ingkang angka 7, inggih menika Sabdatama utawi Mau'idzah Hasanah.
  • Wondene urut adicara ingkang pungkasan nuwun inggih Donga Panutup.
Mekaten para rawuh menggah urut reroncening adicara ingkang badhe kaatur. Sanget ing panyuwunipun Bp/Ibu ___________________ dalah gotrah kulawarga, keparenga panjenengan sedaya paring puja-puji pangastuti dhumateng putra temanten, sinambi lelenggahan ngantos purnaning adicara ing mangke, kanthi mardu mardhikaning penggalih.

Dene minangka tandha purnaning adicara menika menawi mangke putra temanten sampun jumeneng wonten sangajenging tarub kakanthi tiyang sepuhipun, saperlu jawat asta nguntapaken kondur para tamu.

Dene kula pribadhi tansah nyuwun tambahing pangestu, mugi-mugi anggenipun ndherekaken cak-cakaning adicara menika saged rancag, lancar, mboten manggih alangan setunggal menapa. Allahumma amin.

Bapak-bapak, ibu-ibu saha sanggyaning para rawuh para lenggah para tamu ingkang dhahat kinurmatan, minangka pambukaning adicara, sumangga nuwun kula dherekaken maos ummul kitab sesarengan. Liridho-illahi ta'ala walisyafa'ati rosulillah SAW al faatihah.

===(maos fatihah)===

Matur nuwun, mugi-mugi lantaran waosan kalawau adicara ing wekdal siang menika saged lancar, rancag, mboten manggih alangan setunggal menapa, wiwit purwa, madya, hengga wusananipun. Allahumma amin.

Salajengipun ndungkap adicara ingkang urut angka 2, nuwun inggih Waosan Wahyu Suci Al Qur'an. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun ingkang sampun piniji, nuwun inggih ____________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

===(waosan wahyu suci Al Qur'an)===

Mekaten para rawuh menggah Waosan Wahyu Suci Al Qur'an ingkang sampun kawaos dening panjenenganipun ____________, mugi-mugi saged nambah santosaning iman kula panjenengan sedaya, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun _____________ kula aturaken agunging panuwun.

Adicara salajengipun inggih menika Atur Pambagyaharja saking panjenenganipun ingkang hamengkugati ingkang badhe kasulih salirani dening panjenenganipun Bp ____________. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ___________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

=========(Atur Pambagyaharja)========

Mekaten Atur Pambagyaharja saking panjenenganipun Bp _____________ minangka wakil saking kulawarga Bp/Ibu ________________, dhumateng panjenenganipun kula aturaken agunging panuwun.

Adicara salajengipun inggih menika Srah Tinampen putra temanten putri. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ________________ minangka duta saraya pasrah, wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga, nuwun.

====(Pasrah Temanten Putri)===

Mekaten Atur Pasrah putra temanten putri ingkang sampun kaaturaken kanthi wijang wijiling pangandikan. Dhumateng panjenenganipun Bp ______________________ kula aturaken agunging panuwun.

Salajengipun Atur Panampi ingkang badhe kasalirani panjenenganipun Bp ______________. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ______________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Nuwun.

=====(Tampi Temanten)===

Mekaten Atur Panampi ingkang sampun kasalirani panjenenganipun Bp _______________ kanthi cetha wijang wijiling pangandikan. Dhumateng panjenenganipun Bp _______________ kula aturaken agunging panuwun.

Adicara salajengipun inggih menika sumene sawetawis. Para kadang kaneman badhe sowan wonten ngarsa panjenengan sedaya saperlu atur pasugatan sawetawis. Ingkang menika katur dhumateng para kadang kaneman ingkang dados juru ladi, saha para kadang Group Rebana ingkang badhe caos panglipur, wekdal kula sumanggaaken. Nuwun.

=====(dhaharan kaladosaken)===

Mangga keparenga angrahabi pasugatan sepala ingkang sampun kaladosaken menika kanthi mardu mardhikaning penggalih. Ingkang dereng pikantuk keparenga nyebar godhong kawis, sabar sawetawis, sinambi midhangetaken irama panglipur sawetawis ingkang kaaturaken dening ....(kadang panata pitaswara / para kadang Group Rebana ____________). Sumangga, nuwun.

=====(sumene)======

Nyuwun pangapunten wekdal sumene kula punggel semanten, mboten ateges angirangi kamardhikan panjenengan sedaya, ananging kangge nglajengaken adicara ingkang salajengipun.

Adicara salajengipun inggih menika Sabdatama utawi Mau'idzah-Hasanah minangka sanguning putra temanten anggenipun badhe ambyur lelumban ing madyaning bebrayan agung, lan ing mangke katerasaken Donga Panutup. Mau'idzah Hasanah saha imam Donga samangke badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun Bp___________ .

Ananging sakderengipun wekdal kula aturaken dhumateng panjenenganipun, keparenga kula ngambali atur bilih tandha purnaning adicara menika menawi mangke putra temanten sampun jumeneng wonten sangajenging tarub kakanthi tiyang sepuhipun saperlu jawat asta nguntapaken kondur para tamu. Pramila saking menika, mangke, saksampunipun donga paripurna, keparenga panjenengan sedaya para pilenggah, nyrantos sawetawis ngantos putra temanten lan tiyang sepuhipun jumeneng wonten sangajenging tarub, nembe panjenengan sumusul jengkar saking palenggahan, sakderengipun kondur keparenga samya jawat asta kaliyan putra temanten lan tiyang sepuhipun, minangka tandha, bilih kula panjenengan menika rawuh mboten namung paring paseksen, nanging ugi paring idi pendonga lan pangestu. Mekaten, lan sakderengipun kula aturaken agunging panuwun.

Salajengipun wangsul dhumateng pribadhi kula ingkang tinanggenah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal menika, mbok bilih wonten kekirangan, kalepatan saha keladukipun saking arah menapa kemawon ingkang adamel kirang renaning penggalih panjenengan sedaya, keparenga kula nyuwun agunging sih samodra pangaksami.

Ing wasana, billahittaufiq walhidayah, wassalamu'alaikum wr.wb.

Dhumateng panjenenganipun Bp______________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga, nuwun.

===(Mau'idzah Hasanah + Donga Panutup)===

Catatan:
Biasanya di kampung, saat para tamu datang memasuki tempat pahargyan akan disambut penerima tamu sambil dikasih suguhan makanan ringan beserta segelas minuman, biasa disebut snack. Karena itu yang dimaksud Sumene disini adalah istirahat untuk makan nasi yang dibagikan, bisa dalam bentuk sajian di piring atau di dalam kotak.
Jika tak ada Group Rebana maka musik pengisi Sumene adalah dari rekaman (tape, CD, dll), karena itu yang dikatakan MCnya adalah
"sinambi midhangetaken irama panglipur sawetawis ingkang kaaturaken dening kadang panata pitaswara".
Sedang jika ada Group Rebana maka yang dikatakan MCnya adalah
"sinambi midhangetaken irama panglipur sawetawis ingkang kaaturaken dening para kadang Group Rebana ...................... "

Yang perlu dilakukan Group Rebana pada acara ini adalah memainkan lagu untuk:

  1. Sebelum acara dimulai
  2. Saat pengantin masuk ke sasana rinengga hingga pengantin duduk, pada contoh di atas point 1 dan 2 ini jadi satu
  3. Saat istirahat (sumene), biasanya 2 lagu atau lebih tergantung suasana
  4. Saat bedholan, yaitu seusai Do'a, untuk mengiringi pengantin turun dari sasana rinengga, mengiringi saat-saat bersalaman hingga hingga bubar.
Pada contoh di atas bagian Sabdatama / Mau'izhah-hasanah dan Doa disatukan/disederhanakan, hal ini sering dilakukan jika kekurangan orang yang bisa dimintai tolong untuk tampil.

Senin, 07 Februari 2011

Ngacarani Pengajian

Assalamu'alaikum wr.wb.
( ayat )
Wonten ngarsanipun para pinisepuh, saha para sesepuh ingkang kinabekten, langkung-langkung panjenenganipun almukarrom Bp _____________ saking _______________ lan almukarrom Bp ______________________ saking _____________________ingkang tansah kaantu-antu barokah, miwah mau'idzah hasanahipun.
Panjenenganipun para ngalim, para ngulama, para kyai lan para ustadz, ingkang rinten ndalu tansah sumandhing kitab suci wahyuning Ilahi, ingkang tansah kaantu-antu barokah pendonga, miwah pitutur luhuripun.
Panjenenganipun para pangreh pangemban pangembating praja nayakaning negari, nuwun inggih Bpk Lurah dalah para perangkat Desa, minangka pandam pandom pengayomaning para kawula dasih ingkang pantes sinudarsana.
Panjenenganipun para rawuh para pilenggah kakung sumawana putri, hadlirin hadlirat majlis taklim ingkang tansah winantu ing suka rahayu lan dhahat kinurmatan.
Sugeng rawuh, wilujeng siang, lan sugeng pepanggihan.

Langkung rumiyin mangga kula panjenengan ngluhuruken asmanipun Gusti Ingkang Maha Agung, nenggih Allah SWT, saha ngonjukaken raos syukur karana sih rohmat miwah barokahipun ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sedaya lan kula, sahengga wonten menika wekdal panjenengan sedaya lan kula, saged makempal wonten menika papan kanthi pinaringan kawilujengan lan karaharjan mboten manggih alangan setunggal menapa. Pramila saking menika sumangga nuwun kula dherekaken sesarengan maos kalimah tahmid 'alhamdulillahirobbil'alamin.' Mugi-mugi salwiring gati tansah manggih kawilujengan, rahayu, nirmala, niskala, tebih saking sakathahing reridhu lan panyendhu, kalis ing rubeda.
Shalawat lan salam mugi tansah lumintu lumintir dhumateng titah linangkung ingkang dados panutan patuladhan kula panjenengan sedaya nenggih Sang Nabi Agung Muhammad SAW ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah. Allahumma amin.

Para rawuh, para pilenggah majlis taklim ingkang tuhu kinurmatan, kakung miwah putri.
Langkung rumiyin kula nyuwun pangapunten awit lajeng kumawantun nggempil kamardhikan panjenengan sawetawis. Sedaya kalawau inggih awit saking awrat ngemban dhawuh para kadang panitia pengaosan, kajibah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal siang menika, nuwun inggih adicara Pengaosan Pengetan Wiyosan Dalem Nabi Agung Muhammad SAW, utawi Mauludan, Dhusun ___________ ing tahun 14___ Hijriyah menika.

Anamung saderengipun, nglenggana bilih kula namung boboting tiyang jugul ingkang cubluk ambalilu, kothong ing seserepan, miwah asor ing samukawis, pramila kirang jangkeping trapsila, menapa dene cupet, cewet atur kula ing mangke, ingkang mboten saged adamel suka renaning penggalih panjenengan sedaya, keparenga kula nyuwun agunging samodra pangaksami.

Para rawuh, para pilenggah ingkang tuhu kinurmatan, kakung miwah putri. Keparenga langkung rumiyin kula aturaken menggah urut reroncening adicara ingkang sampun karakit dening para kadang panitia kangge ngrenggani pengaosan mauludan ing wekdal siang menika.
  • Ingkang sepisan nuwun inggih pambuka.
  • Urut angka kalih nuwun inggih Waosan wahyu suci Al Qur'an katerasaken waosan shalawat.
  • Urut kaping tiga inggih menika waosan kalimah toyyibah utawi tahlil.
  • Salajengipun tanggap wacana utawi sambutan minangka urut angka 4. Sambutan ingkang sepisan saking panitia penyelenggara, dene sambutan ingkang angka kalih nuwun inggih sambutan saking Bapak Kepala Desa.
  • Urut reroncening adicara ingkang angka 5, inggih menika Pengaosan agami kanthi Mau'idzah Hasanah. Mau'idzah Hasanah ingkang angka setunggal badhe pun suwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ________________________ saking ________________, dene ingkang angka kalih badhe pun suwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp _____________________ saking ______________________.
  • Wondene urut adicara ingkang pungkasan nuwun inggih Donga Panutup.
Mekaten para rawuh menggah urut reroncening adicara ingkang badhe kaatur. Sanget ing panyuwunipun para kadang panitia penyelenggara, keparenga panjenengan sedaya hanjenengi (mensukseskan) adicara pengaosan menika ngantos purnaning adicara ing mangke, sinambi lelenggahan kanthi mardu mardikaning penggalih.
Dene kula pribadhi tansah nyuwun tambahing pangestu, mugi-mugi anggenipun ndherekaken lampahing adicara pengaosan menika saged rancag, lancar, mboten manggih alangan setunggal menapa. Allahumma amin.
Bapak-bapak, ibu-ibu saha sanggyaning para rawuh para lenggah ingkang kinurmatan, minangka pambukaning adicara pengaosan, sumangga nuwun kula dherekaken maos ummul kitab sesarengan. Liridho-illahi ta'ala walisyafa'ati rosulillah sollallohu 'alaihi wasallam al faatihah.
===(maos fatihah)===
Matur nuwun, mugi-mugi lantaran waosan kalawau adicara pengaosan ing wekdal siang menika saged lancar, rancag, mboten manggih alangan setunggal menapa. Allahumma amin.
Salajengipun sumangga kula dherekaken ngancik adicara ingkang urut angka 2, nuwun inggih Waosan Wahyu Suci Al Qur'an katerasaken Waosan Shalawat. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun ingkang sampun piniji, nuwun inggih _____________________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

===(waosan wahyu suci Al Qur'an + shalawat)===

Mekaten para rawuh menggah Waosan Wahyu Suci Al Qur'an lan waosan shalawat ingkang sampun kawaos dening panjenenganipun ___________________, mugi-mugi saged nambah santosaning iman kula panjenengan sedaya, saha nambah raos mahabbah kula panjenengan sami dhumateng Junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, ingkang kula panjenengan antu-antu syafangatipun wonten yaumil qiyamah, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun _________________ kula aturaken agunging panuwun.
Ndungkap adicara salajengipun inggih menika, Waosan Kalimah Toyyibah utawi Tahlil. Minangka imam badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun _____________________. Dhumateng panjenenganipun _______________ wekdal saha papan kasumanggaaken. Sumangga, nuwun.

===(Tahlil)===

Mekaten waosan kalimah toyyibah utawi tahlil ingkang sampun kawaos sesarengan, mugi-mugi para arwah ingkang kasebat kalawau pikantuka maghfirah saking ngarsa dalem Allah SWT saha katampi sedaya amal kesaenanipun, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun __________________ kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika Tanggap Wacana (sambutan-sambutan). Tanggap wacana ingkang urut sepisan inggih menika saking Panitia penyelenggara pengaosan. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ________________ minangka wakil panitia penyelenggara, wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga nuwun.

=========(Sambutan Panitia Penyelenggara)========

Mekaten Tanggap Wacana saking panjenenganipun Bp ____________________ minangka wakil saking panitia penyelenggara, dhumateng panjenenganipun kula aturaken agunging panuwun.
Ndungkap adicara salajengipun inggih menika Tanggap Wacana saking panjenenganipun Bpk Kepala Desa. Ingkang menika katur dhumateng panjenenganipun Bp ________________ wekdal saha papan kasumanggaaken. Sumangga, nuwun.

====(Sambutan KaDes)===

Mekaten Tanggap Wacana saking panjenenganipun Bp Kepala Desa, mugi-mugi dados manfangat ingkang nyumrambah dhumateng kula panjenengan sedaya. Dhumateng panjenenganipun Bp Kepala Desa kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika sumene sawetawis. Ingkang menika katur dhumateng para kadang panitia wekdal kula sumanggaaken. Nuwun.

=====(sumene)===

Nyuwun pangapunten wekdal sumene kula punggel semanten kangge nglajengaken adicara ingkang salajengipun.
Ndungkap adicara salajengipun inggih menika Mau'idzah-Hasanah minangka inti pengaosan ing dinten menika. Mau'idzah Hasanah ingkang angka setunggal badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp_____________________ saking _____________________. Dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp_____________________ wekdal saha papan kula sumanggaaken. Sumangga, nuwun.

==========(Mau'idzah Hasanah I)=========

Para rawuh para lenggah, ingkang dipun mulyaaken Allah, mekaten wau mau'idzah-hasanah ingkang sampun kawedharaken panjenenganipun almukarrom Bp ____________________. Mugi-mugi saged dados sangu kula panjenengan sedaya anggenipun netepi darmaning agesang anggayuh ridhanipun Allah SWT, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ________________________ kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika Mau'idzah Hasanah ingkang angka kalih, ingkang badhe pun suwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp _____________________ saking _________________________. Katur dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ________________________ wekdal saha papan kula sumanggaaken, sumangga, nuwun.

==========(Mau'idzah Hasanah II)=========

Para rawuh para lenggah, ingkang dipun mulyaaken Allah, mekaten wau mau'idzah-hasanah ingkang sampun kawedharaken panjenenganipun almukarrom Bp ____________________. Mugi-mugi saged dados sangu kula panjenengan sedaya anggenipun netepi darmaning agesang anggayuh ridhanipun Allah SWT, allahumma amin. Dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp ________________________ kula aturaken agunging panuwun.
Adicara salajengipun inggih menika Donga Panutup. Minangka imam donga badhe kasuwunaken dhumateng panjenenganipun almukarrom Bp _____________.
Ananging sakderengipun wekdal kula aturaken dhumateng panjenenganipun,
keparenga kula ngaturaken pengumuman,
  • ingkang angka setunggal, ngaturi priksa bilih infaq panjenengan sedaya makempal Rp _________________ , mugi-mugi saget dados manfangat ingkang sakkathah-kathahipun, allahumma amin.
  • Ingkang angka kalih …..................................
Salajengipun, wangsul dhumateng kula sakadang ingkang tinanggenah ndherekaken lampahing adicara ing wekdal menika, nuwun inggih :
  • Kula minangka Pembage wekdal
  • dalah para kadang panitia penyelengara pengaosan
  • saha minangkani para warga  _____(ingkang kenggenan)_______,
mbok bilih wonten kekirangan, kalepatan saha keladukipun saking arah menapa kemawon ingkang adamel kirang renaning penggalih panjenengan sedaya, kula sakadang nyuwun agunging samodra pangaksami.
Mboten kesupen, saparipurnaning Donga ing mangke kula aturaken “matur nuwun, lan ndherekaken Sugeng Kondur, mugi tansah manggih wilujeng dumugi ing dalem.”
Billahittaufiq walhidayah, wassalamu'alaikum wr.wb.
====
Katur panjenenganipun almukarrom Bp ___________________ kula sumanggaaken. Nuwun.
=====(Donga panutup)=====